Definisi Jihad “Pertanyaan kedua yang sekarang ini sering ditanyakan adalah yang berkenaan dengan ‘Jihad.’ Para Ahmadi dari seluruh dunia bertanya kepadaku tentang jawaban apa yang harus mereka berikan. Apakah perang ini merupakan Jihad atau Perang Suci menurut ajaran Islam? Sepanjang menyangkut definisi konsep Jihad menurut Islam, definisi yang paling komprehensif telah diberikan dalam Surat Al-Hajj di Al Quran yang ayatnya sudah beberapa kali aku kutipkan: ‘Telah diperkenankan untuk mengangkat senjata bagi mereka yang telah diperangi, disebabkan mereka telah diperlakukan dengan aniaya’ (S.22 Al-Hajj:40). Jadi berarti mereka diizinkan untuk mengangkat senjata terhadap kaum yang memerangi mereka. Mereka hanya boleh mengangkat senjata terhadap kaum yang terlebih dahulu melakukan kekerasan, bukan karena alasan yang bisa dibenarkan tetapi karena mereka memang telah ditindas dan dianiaya. Ayat ini memperjelas subyek ini lebih lanjut dan tidak ada definisi Jihad yang lebih lengkap atau lebih sempurna daripada ini. Kalau kita terapkan definisi itu pada situasi saat ini maka jelas bahwa perang itu bukanlah Jihad dalam pengertian menurut Islam. Ini adalah perang politik. Suatu perang politik, apakah di antara Muslim dan non-Muslim atau antara sesama Muslim, tidak lantas menjadi sebuah Jihad. Pengertian Jihad hanya berlaku pada keadaan dimana suatu kelompok yang
tertindas dilarang untuk menyatakan keimanannya kepada Allah
s.w.t. atau yang sedang melawan penganiayaan berlatar keagamaan.”
(25 Januari 1990)
“Program apa yang sedang disiapkan oleh Amerika Serikat dan negaranegara
Barat? Kedaulatan apa yang menjadi dasar mereka? Mereka
berbicara tentang ‘badai gurun pasir!’ Mereka tidak mengetahui bahwa
yang benar-benar namanya badai atau topan yang menakutkan itu ada
di tangan Allah s.w.t. Aku tidak mengetahui bagaimana keputusan
Allah nanti tetapi sekurang-kurangnya aku mengetahui bahwa
keputusan Allah s.w.t. pada akhirnya akan menimbulkan kehancuran
mereka yang congkak dan pembual. Kalau tidak hari ini, mungkin
besok, kecongkakan yang luar biasa ini akan dihancurkan seluruhnya.
Hal ini terjadi karena kepada Allah-lah milik Kerajaan Surga dan
Kerajaan Tuhan pasti akan mewujud juga di dunia. Jadi kalau tidak
hari ini, mungkin besok atau lusa, kalian akan menyaksikan
bagaimana kesombongan ini akan dihancurkan dan dilenyapkan dari
muka bumi. Badai yang telah mereka mulai akan berbalik kepada
mereka dan sejalan dengan keputusan Allah s.w.t. badai tersebut
demikian dahsyat dan garangnya sehingga gabungan kekuatan mereka
semuanya akan musnah dihancurkan tidak bersisa. Sistem tidak adil
yang ada sekarang akan juga dihancurkan. Kalian harus mengingatingat
hal ini dan agar tetap bersiteguh. Ingat dan jangan pernah
melupakan bahwa kekuatan-kekuatan kuno yang sekarang bernama
Perserikatan Bangsa-bangsa telah menggunakan sarana dan
mengambil kebijakan yang tidak akan bertahan lama. Negara-negara
itu akan menghilang dan menjadi monumen-monumen nasional dari
kenangan pahit yang bisa menjadi bahan pelajaran. Dari puing-puing
mereka itu, kalianlah wahai yang menyembah Ketauhidan Allah s.w.t.,
benar KALIAN-lah yang akan membangun kembali struktur yang baru.
KALIAN akan mendirikan sebuah gedung baru yang megah yang akan
menjulang ke angkasa untuk Perserikatan Bangsa-bangsa yang baru,
wahai hamba-hamba Al-Masih dari Muhammad s.a.w. Kepada KALIAN
dibebankan tugas ini. Kalian akan melihat jika tidak hari ini, mungkin
besok, kalau kalian tidak sempat menyaksikannya maka keturunan
kalian pasti akan menyaksikannya. Ini adalah perkataan Allah s.w.t.
sendiri dan keputusan-Nya tidak mungkin diubah di dunia. Kalian
adalah pekerja yang akan membangun struktur baru tersebut. Fondasi
dari Perserikatan Bangsa-bangsa yang baru telah diletakkan di langit.
Menjadi tugas kalian untuk membangun di atas fondasi tersebut
sebuah gedung yang menjulang tinggi. Kalian jangan sampai
menghapus nama-nama pekerja terdahulu seperti Hazrat Ibrahim a.s.
dan Hazrat Ismail a.s. dari hati kalian. Tetaplah kenang mereka dan
teruslah tanamkan pada generasi penerus kalian ucapan: ‘Wahai para
pekerja di jalan Allah, tetaplah bersiteguh di jalan ketaqwaan,
kejujuran, ketekunan dan Tauhid Ilahi. Biarkan Tauhid itu masuk
meresap ke dalam semua nadi dan jaringan tubuh kalian dan teruskan
kerja pembangunan agung ini; kalau perlu ke abad berikutnya atau
berikutnya lagi sampai gedung ini selesai. Yakinlah bahwa apakah
kalian akan melihat gedung itu dengan mata dunia ini atau tidak,
mata batinku telah melihat kejadian-kejadian tersebut pada hari
ini. Mataku melihat perubahan-perubahan besar itu seolah-olah
terjadi di hadapanku. Setelah ajal nanti, ruh kita akan juga
melihatnya.’” (25 Januari 1991)
“Edward Heath, mantan Perdana Menteri Inggris termasuk salah
seorang dari orang-orang besar di Inggris yang memiliki pandangan
jauh ke depan dan naluri politik yang dalam disamping pengalaman
politik yang luas. Ia selalu berpandangan bahwa kepemimpinan politik
saat ini sedang melakukan penipuan kepada rakyat dan bahwa perang
ini bersifat sangat egoistis, brutal dan konyol karena menurut yang
bersangkutan, perang ini hanya akan menghasilkan konsekwensi
mengerikan di era pasca perang.” (10 Februari 1991)
“Latar belakang sejarah ini menunjukkan bahwa kekuatan Barat
mengakui hak kaum Yahudi untuk melakukan terorisme dan bahwa
kegiatan para Yahudi itu tidak disebut sebagai ‘terorisme Yahudi.’
Sebaliknya, negeri-negeri Muslim tidak diperbolehkan membalas
walau guna melindungi kepentingan teritorial dan politik mereka dan
kalau mereka melakukannya, tidak saja mereka itu dikecam bahkan
Islam pun ikut-ikutan dihujat dan upaya demikian itu diberi gelar keji
sebagai ‘terorisme Islam.’ Hak-hak dan privilese lainnya yang
diberikan kepada kaum Yahudi adalah:
1. Yahudi dibolehkan menolak resolusi Dewan Keamanan dan
mereka bahkan berhak memandang resolusi-resolusi tersebut
dengan pandangan menghina, menolak atau membuangnya ke
tempat sampah. Namun tidak ada satu negara pun yang berhak
menggugat perilaku mereka.
2. Israel mempunyai hak untuk merubah garis tapal batas geografis
dari negara-negara tetangganya dengan alasan pertimbangan
keamanan.
3. Israel berhak memproduksi dan menimbun bom atom dan
persenjataan nuklir lainnya. Negara ini bahkan bisa memproduksi
senjata kimia dan biologis untuk penghancuran massal.
Tidak ada seorang pun, khususnya negeri-negeri Muslim, yang berhak
mengkritik Israel karena melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.” (8
Februari 1991)
“Tetapi Syria berada dalam bahaya dan kemungkinan akan menjadi
korban berikut dari rekayasa mereka. Negeri ini baru saja muncul
sebagai kekuatan militer. Adalah suatu kesalahan besar, bahkan
kekonyolan, jika Syria beranggapan bahwa mereka akan terlepas
karena aliansi mereka dengan kekuatan Barat saat perang Irak yang
sedang berlangsung ini. Selama ada Israel yang tegak sebagai
kekuatan di perbatasannya, Syria tidak akan pernah aman.” (8
Februari 1991)
“Tanggungjawab utama dari perang ini ada di pundak Amerika Serikat
walaupun Saddam yang dijadikan sarana. Berkaitan dengan porsi
tanggungjawab Saddam dalam perang tersebut, nyatanya ada beberapa
elemen yang memaksa kita untuk mengakui bahwa yang bersangkutan
rupanya tidak bisa bertindak lain. Tanggungjawab negara-negara
koalisi sudah jelas dan bagian terburuk daripadanya adalah kenyataan
bahwa perang ini dilakukan untuk tujuan-tujuan sepele. Semua
negara koalisi mempunyai kepentingan tersembunyi dalam perang ini.
Porsi tanggungjawab Israel adalah karena negara inilah yang
merekayasa keseluruhan peristiwa dan sebagaimana dijelaskan di
Krisis Teluk & Tatanan Dunia Baru
12
muka, dari sudut pandang Israel, saat ini merupakan momentum yang
paling tepat. Suatu kekuatan Muslim yang berkembang cepat yang
bisa menjadi ancaman bagi kepentingan Israel harus dilumatkan
dengan cara klasik dimana sarana penghancurannya disediakan
sebagian oleh negeri-negeri Muslim sendiri dan sebagian dari negaranegara
koalisi. Sumber daya manusia dengan senang hati disediakan
oleh Amerika Serikat, Inggris serta orang-orang Arab dan semua itu
untuk mencapai tujuan dari Israel. Sebagai hasil sampingan perang
ini, Israel malah mendapat alasan untuk menduduki beberapa bagian
dari negeri itu dan kemudian memperoleh ‘jarahan’ bermilyar dollar.
Israel juga diberi hak untuk menjadikan Irak bulan-bulanan balas
dendam mereka. Dengan demikian adalah Israel yang paling banyak
menerima keuntungan dari perang dan karena itu negeri inilah yang
paling bertanggungjawab. Perserikatan Bangsa-bangsa sewajarnya
juga ikut bertanggungjawab mengenai hal ini. Ketika anggota
parlemen di Pakistan dibeli dengan uang, muncul istilah politik yang
disebut sebagai ‘dagang sapi.’ Apa yang terjadi sekarang ini
sebenarnya adalah dagang sapi namun mungkin kita heran darimana
munculnya istilah tersebut yang semula berkonotasi pembelian hak
suara dari anggota parlemen guna memperoleh keunggulan politis.
Tetapi jika dilihat perilaku dari pemerintah Amerika Serikat, kita akan
mudah melihat bahwa ide ini pasti lahir di Amerika karena cara
mereka membeli hak suara di Perserikatan Bangsa-bangsa jelas
merupakan dagang sapi. Mereka memang terbiasa melakukan politik
dagang sapi demikian. Jadi kalau Perserikatan Bangsa-bangsa sudah
merosot menjadi suatu organisasi yang dengan mudah bisa dibeli oleh
negara-negara kaya demi kepentingan mereka maka hal itu telah
menjadi kejahatan yang kotor. Perilaku demikian itu bersifat bunuh
diri dan merampas kepercayaan kepada organisasi internasional
tersebut.” (15 Februari 1991)
“Jika kalian membenci Inggris atau Amerika maka itu hanyalah emosi
dan ketidaktahuan semata. Pekerjaan seperti itu hanya dilakukan oleh
orang tidak waras. Kebencian tidak akan pernah menang di dunia ini.
Adalah adab luhur yang pada akhirnya jadi pemenang. Asas perilaku
yang diajarkan Rasulullah s.a.w. yang akan menang karena yang
begitu itu yang merupakan perilaku terbaik. Kalau saja umat Muslim
mau mengikuti asas perilaku demikian maka hal itu akan menjadi
teladan bagi seluruh dunia. Asas perilaku demikian tidak mungkin
dikalahkan. Tidak ada kekuatan di dunia ini yang mampu menandingi
asas perilaku Rasulullah Muhammad s.a.w. Jadi gunakanlah asas
keadilan demikian dan terapkan ajaran tersebut maka revolusi baru
akan mulai bergulir menciptakan surga di dunia! Jika kalian tidak
mau menganut asas tersebut maka kalian hanya akan terus berkelahi
dan dunia ini akan terus menghadapi cobaan dan musibah.” (15
Februari 1991)
“Duapuluh lima juta rakyat Afrika sedang berada di tubir kematian
akibat dari kelaparan. Perkiraan ini berdasarkan perhitungan dari
Perserikatan Bangsa-bangsa. Jika biaya menghidupi seorang Afrika
adalah dua dollar sehari maka hanya diperlukan 1,5 milyar dollar
untuk menghidupi 25 juta rakyat Afrika selama satu tahun. Sekarang
bayangkan bahwa mereka yang tidak mempunyai belas kasihan
kepada 25 juta rakyat Afrika - mereka yang menghujani 16 juta rakyat
Irak dengan kematian dan kehancuran dengan cara membelanjakan
berton-ton uang - mereka juga yang berteriak lantang atas kematian
beberapa ekor burung. Semua ini semata-mata pengelabuan mata dan
kejahatan. Kalau negara-negara koalisi itu memang memiliki secuil
rasa iba pada kemanusiaan, mereka tentunya akan memperhatikan
terlebih dahulu nyawa manusia. Mereka mestinya memperhatikan
rakyat Afrika yang miskin dan rakyat berbagai negeri lain yang sedang
sekarat kelaparan serta mencoba menghapus ketidakseimbangan
perekonomian. Hanya dengan dana bantuan 1,5 milyar dollar sejumlah
25 juta rakyat Afrika yang kelaparan bisa makan dua kali sehari
selama satu tahun. Namun mereka tetap saja membelanjakan satu
milyar dollar sehari untuk menghujani umat manusia dengan
kematian dan kehancuran tetapi tidak bisa menyisihkan satu milyar
dollar untuk periode sembilan bulan guna menghidupi 25 juta
manusia!
Mereka telah kehilangan keseimbangan dalam nilai-nilai yang mereka
anut dan hal ini sudah berlangsung lama. Mereka lebih memilih
membiarkan manusia mati dibanding anjing misalnya. Mereka tidak
mau mengorbankan kepentingan pribadi yang picik demi kesejahteraan
kemanusiaan. Karena itu mereka itulah yang sepenuhnya
terlibat dalam pertanggungjawaban kriminal perang ini. Kalau mereka
tidak mau bertanggungjawab hari ini maka hari esok pasti akan
memintakan pertanggungjawaban mereka.” (15 Februari 1991) Label: Karya Hazrat Mirza Tahir Ahmad rh
|