"Ekstrimisme keagamaan, apakah ekstrimisme Kristen, ekstrimisme Muslim atau jenis lainnya tak pernah merupakan cerminan hakiki dari agama. Sungguh sejumlah gereja telah mengutuk tindakan ini. Tak ada salahnya berbahas ilmiah atau theologi tapi ini seharusnya diadakan dalam batas-batas kesopanan dan toleransi. Alih-alih apa yang sedang kita lihat adalah kebencian sedang tersebar."
Adalah yang paling disayangkan bahwa sebagian orang yang disebut Muslim telah menodai nama Islam dengan kekejaman dan kebencian yang mengisi perbuatan-perbuatan [mereka]. Orang-orang yang melakukan tindakan-tindakan semacam itu gagal untuk menyadari ajaran-ajaran Islam yang hakiki. Al-Qur-an Suci diturunkan sebagai rahmat bagi umat manusia dan ajaran-ajarannya berisi cinta kasih, toleransi dan saling menghormati. Bagaimanapun tindakan-tindakan jahat dari minoritas ekstrimis itu telah membawa suatu kepercayaan bahwa ia mengajarkan kebencian, pembunuhan dan tak bertoleransi.
Yang Mulia melanjutkan:
"Dunia memerlukan perdamaian, cinta kasih dan persaudaraan. Dunia perlu mengakhiri peperangan. Alih-alih tembok-tembok kebencian yang sedang didirikan kita memerlukan perdamaian untuk diberlakukan dan untuk mewujudkan ini umat semua agama harus bekerja bersama-sama. Seperti yang telah saya katakan bahwa tak ada salahnya berbahas tapi perbahasan-perbahasan itu seharusnya terjadi dalam suasana lingkungan yang penuh damai dan saling menghormati."
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad juga berbicara dengan menyesalkan pembunuhan dua orang Ahmadi Muslim yang tak bersalah di Propinsi Sindh awal pekan ini. Dr Najam al-Hasan dan Pir Habib-ur-Rehman keduanya disyahidkan karena keyakinan mereka. Dengan demikian jumlah Ahmadi Muslim yang dibunuh di Pakistan sejauh ini pada tahun ini adalah 1995.
Jama'at Muslim Ahmadiyah mengungkapkan harapannya bahwa the Dove World Outreach Center menarik kembali (membatalkan) rencananya untuk membakar Kitab Suci Al-Qur-an. Jika mereka gagal berbuat demikian maka diharapkan bahwa tindakan semacam itu tidak diizinkan terjadi oleh pihak-pihak berwenang setempat.
Bagaimanapun jika peristiwa itu terjadi Jama'at Muslim Ahmadiyah akan melakukan protesnya dengan penuh damai dan taat hukum. Fanatisme seharusnya tidak ditanggapi dengan cara yang serupa tapi bahkan dengan cara yang masuk akal dan penuh damai.