Agen CINTA dan DAMAI

Kita berusaha sebisa yang kita lakukan, Allah Ta'ala yang menilai dan menghargai dengan Karunia dan Ridho-Nya

 
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuhu
Kulo Nuwun...Sugeng Rawuh
Jam
Buku Tamu

ShoutMix chat widget
Kalender

Free Blog Content

Histats
Live Traffic
Hubungan Guru dan Murid
Oktober 16, 2009
Guru dan teladan kita Syaikh Abdul Qadir al Jaelani berkata, ”Seorang Syaikh tidak dapat dikatakan mencapai puncak spiritual kecuali apabila 12 karakter berikut ini telah mendarah daging dalam dirinya.

#Dua karakter dari Allah yaitu dia menjadi seorang yang ''sattar'' (menutup aib) dan ''ghaffar'' (pemaaf).
#Dua karakter dari Rasulullah SAW yaitu penyayang dan lembut.
#Dua karakter dari [[Abu Bakar]] yaitu jujur dan dapat dipercaya.
#Dua karakter dari [[Umar]] yaitu amar ma’ruf nahi munkar.

#Dua karakter dari [[Utsman bin AffanUtsman]] yaitu dermawan dan bangun ([[tahajjud]]) pada waktu orang lain sedang tidur.
#Dua karakter dari Ali yaitu aalim ([[cerdas]]/[[intelek]]) dan pemberani.



Masih berkenaan dengan pembicaraan di atas dalam bait [[syair]] yang dinisbatkan kepada beliau dikatakan:

Bila lima perkara tidak terdapat dalam diri seorang syaikh maka ia adalah [[Dajjal]] yang mengajak kepada kesesatan.

Dia harus sangat mengetahui hukum-hukum [[syariat]] dzahir, mencari ilmu [[hakekathakikah]] dari sumbernya, hormat dan ramah kepada tamu, lemah lembut kepada si miskin, mengawasi para muridnya sedang ia selalu merasa diawasi oleh Allah.

Syaikh Abdul Qadir juga menyatakan bahwa Syaikh al Junaid mengajarkan standar al Quran dan Sunnah kepada kita untuk menilai seorang syaikh. Apabila ia tidak hafal al Quran, tidak menulis dan menghafal Hadits, dia tidak pantas untuk diikuti.

Menurut saya (penulis buku) yang harus dimiliki seorang syaikh ketika mendidik seseorang adalah dia menerima si murid untuk Allah, bukan untuk dirinya atau alasan lainnya. Selalu menasihati muridnya, mengawasi muridnya dengan pandangan kasih. Lemah lembut kepada muridnya saat sang murid tidak mampu menyelesaikan [[riyadhah]]. Dia juga harus mendidik si murid bagaikan anak sendiri dan orang tua penuh dengan kasih dan kelemahlembutan dalam mendidik anaknya. Oleh karena itu, dia selalu memberikan yang paling mudah kepada si murid dan tidak membebaninya dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukannya. Dan setelah sang murid bersumpah untuk bertobat dan selalu taat kepada Allah baru sang syaikh memberikan yang lebih berat kepadanya. Sesungguhnya [[bai’at]] bersumber dari hadits Rasulullah SAW ketika beliau mengambil bai’at para sahabatnya.

Kemudian dia harus [[talkinmentalqin]] si murid dengan [[zikir]] lengkap dengan silsilahnya. Sesungguhnya Ali ra. bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, jalan manakah yang terdekat untuk sampai kepada Allah, paling mudah bagi hambanya dan paling [[afdhal]] di sisi-Nya. Rasulullah berkata, "Ali, hendaknya jangan putus berzikir (mengingat) kepada Allah dalam [[khalwat]] ([[kontemplasi]]nya)". Kemudian, Ali ra. kembali berkata, "Hanya demikiankah [[fadhilah]] zikir, sedangkan semua orang berzikir". Rasulullah berkata, "Tidak hanya itu wahai Ali, kiamat tidak akan terjadi di muka bumi ini selama masih ada orang yang mengucapkan 'Allah', 'Allah'. "Bagaimana aku berzikir?" tanya Ali. Rasulullah bersabda, "Dengarkan apa yang aku ucapkan. Aku akan mengucapkannya sebanyak tiga kali dan aku akan mendengarkan engkau mengulanginya sebanyak tiga kali pula". Lalu, Rasulullah berkata, “''Laa ilaaha illallah''” sebanyak tiga kali dengan mata terpejam dan suara keras. Ucapan tersebut di ulang oleh Ali dengan cara yang sama seperti yang Rasulullah lakukan. Inilah asal talqin kalimat ''Laa ilaaha Illallah''. Semoga Allah memberikan taufiknya kepada kita dengan kalimat tersebut.

Syaikh Abdul Qadir berkata, ”Kalimat tauhid akan sulit hadir pada seorang individu yang belum di talqin dengan zikir bersilsilah kepada Rasullullah oleh [[mursyid]]nya saat menghadapi sakaratul maut”.

Karena itulah Syaikh Abdul Qadir selalu mengulang-ulang syair yang berbunyi:
Wahai yang enak diulang dan diucapkan (kalimat tauhid) jangan engkau lupakan aku saat perpisahan (maut).

Label:

posted by Ahsan Anang @ 08.37.00  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
Dataku

Name: Ahsan Anang
Home: Bontang, Kalimantan Timur, Indonesia
About Me: Assalamu'alaikum...Kami hanya ingin menyampaikan dan berbagi melalui sarana ini, Semoga kita bisa saling memberikan manfaat! Jangan hiraukan darimanapun asal info yang ada di blog ini! Kita perlu membuka otak seluas-luasnya dengan filter iman di jiwa dan kendali pikiran di raga. Kami mengajak kepada umat manusia dari golongan apapun untuk mencintai perilaku yang islami dan damai sesuai kehendak Allah dan Rasul-Nya. Wassalamu'alaikum...
See my complete profile
Daftar Isi
Archives
Links
  • Blogger

  • Google

  • Finalsense

  • Lihat Links blog ini melalui blog: Master Islam Indah

  • Bebas Pikiran Blog Tempat paling oke untuk para blogger sejati KERIS JAWA

    © 2009 Agen CINTA dan DAMAI Blogger Templates by Jawa Muslim and E-mail
    Jazakumullah Ahsanal Jaza
    Matursembahnuwun...Terimakasih