***
Kemalangan – parah dan hebat
t’lah menimpa agama Tuhan
Kekafiran dan pembangkangan
tumbuh subur di muka bumi
***
Kosong dirinya
dari segala kebaikan, segala kebajikan
ia masih lagi mencari-cari salah
Pada yang Terunggul daripada Rasul-rasul Tuhan
***
Diperbudak dan dipenjara
dalam wujud kejahatan –
ia masih lagi mencerca
atas Penghulu para Muttaqi
***
Rusak tak terpulihkan
ia lepaskan panah-panah atas dia, -
Yang Maha Lugu
Kiranya kalaulah Langit
sekarang juga hujankan batu atas bumi
***
Islam lagi digilas menjadi debu
dimuka matamu sendiri!
Dalih apa – kalian si kaya –
Akan kalian sekarang ajukan kepada Tuhan ?
***
Kekafiran di mana-mana
Menderu bak balatentara Yazid
Agama Tuhan – lumpuh dan terasing
Seperti Zainal Abidin
***
Si kaya – lupa daratan
dalam buruannya
kesukaan-kesukaan
senang dan suka ria
berteman wanita jelita
***
Cendekiawan agama – siang dan malam
bergelimang dalam nafsu pribadi
yang saleh – dalm kobongnya
tak mau tahu tak mau peduli
apa itu pinta agama
***
Orang masing-masing buat dirinya
menjaga seginya saja
Segi agama – tidak dijaga
dihantam-hantam oleh musuhnya
dari tempat sembunyinya
***
Kalian Muslim-Muslim – itukah nian ?
Muslim sejati, Muslim muttaqi, bertingkah laku ?
Agama tinggal merana
Namun kalian – masih saja sibuki
Bangkai ini, dunia ini ?
***
Kalian benarkah anggap dunia ini, gedung ini
begitu kuat dan lestari ?
Ataukah kalian t’lah lupa…
nasibnya mereka nan ditelan masa
***
Ingatlah kalian yang tak peduli!
saat maut dekat sudah, dekat sekali!
Berapa lama kalian ‘kan bersibuk-sibuk
Dengan perempuan dan minuman
***
Jangan kamu tambatkan diri
cuma pada dunia ini --
bila kamu bujaksana;
Atau pahit menantimu
saat kamu hembuskan nafas
***
Jangan kamu berikan hati
Tapi pada dia nan Hubbi
Keelokan abadi
Abadi nan jaya-bahagia
Datang dari Yang Maha Pemurah
***
Bijaksana ia yang gila –
tapi mencari Dia
Tak mabuk dia yang mabuk
Karena cantik Wajah-Nya dan Jelita
***
Piala cinta-Nya
serbat kehidupan abadi
siapa pun yang minum
mencapai hidup lestari
***
Jangan condong Saudaraku !
pada harta dunia fana ini –
Racun maut tiap titik
nampak bak madu di matamu
***
Maukah kamu peras tenaga
demi untuk Agama ?
dengan dirimu dan hartamu ?
Maka dari Tuhannya Arasy
Kalian ‘kan terima
Jubah keridhoan-Nya
***
Dengan padatnya amalmu, tampakkanlah
Nur yang ada
dalam keyakinanmu,
Sudahkah kamu berikan hatimu pada Yusuf ?
Maka ke Kanaan menghadaplah dan berangkatlah
***
Ingatlah akan hari-hari
bila agama mengisi barisannya
dengan orang-orang dari agama lain,
dan bebaskan segenap dunia
dari jalan-jalan syaithan terkutuk
***
Diatas muka bumi,
sudahlah ia beberkan –
payung cahayanya dan pengajarannya
Dan tegakkan setinggi langit
kehormatannya, ia punya nama
***
Namun sekarang – begitulah adanya zaman, –
bahwa setiap yang dungu dan jahil
siap sedia sudah –
‘Tuk teriak dusta sekeras-kerasnya
pada Agama yang berjaya
***
Bermilyun-milyun yang dungu
telah tinggalkan Agama itu
Dan banyak beribu-ribu sudah jatuh jadi korbannya
tipu daya yang memakzulkan
***
Kekalahan ini – kehinaan ini,
Hanya pada satu, kaum Muslimin berhutang
dan cuma satu-satunya –
Cinta mereka akan agama, aduhai,
tak ditopang usaha dan kehendak
***
Seluruh dunia boleh tinggalkan
Agamanya Mustafa –
Mereka tak ‘kan bergerak
sekecilnya-kecilnya
satu janin dalm rahim
***
Tenggelam siang dan malam
dalam bisnis duniawi
Dan harta mereka –
seutuhnya dibaktikan
buat kerabatnya, buat perempuan-perempuannya
***
Dimana orang berkerumun ‘tuk bersuka-ria
Mereka tampak di tengah-tengah
Dan dalam kumpulan-kumpulan jahat –
Mereka duduk-duduk –
Bak permata berjajar-jajar
***
Jalan ke lepau tuak
mereka kenal benar
jalan ke hidayat, tidak ;
Mereka mual ‘kan orang beragama
pencinta tuak mereka dekap
***
Yang Tercinta berpaling
Berpaling Wajah dari mereka
Dia cintai benar, sebelum ini ;
Dia jumpa tidak dalam hatinya
Cintanya mukmin sejati
***
Berlalu sudah masa nan lampau
dan bersamanya,
kebesaran dan keagungan
Ulah busuk jadi sebab mereka,
hari-hari busuk zaman ini
***
Ketika mereka pertama menanjak kebesaran
Itu karena menngabdi Agama
Mereka pun ‘kan bangkit kembali, sungguh,
tapi dari mengabdi kembali –
pada Agama
***
Ya Tuhan, kapankah ? kapankah gerangan ?
Pertolongan-Mu kan tiba ?
Manakala kita lihat kembali –
hari-hari penuh berkat itu,
tahun-tahun penuh berkah itu ?
***
Dan gundah pada diriku,
Keduanya buat agama Ahmad –
telah oroti
zat penumpu wujudku;
seteru berlimpah-limpah
dan kawan amatlah langka
***
Mari Tuhan, datanglah segera,
hujanilah atas kami
Pertolongan-Mu kembali –
Atau, lainnya Tuhanku!
Ambilah daku
dari neraka yang mendidih ini!
***
Dari Ufuk Kasih Sayang
biarlah cahaya petunjuk terbit –
biarlah yang tersesat melihat
dengan matanya sendiri,
tanda-tanda Kehadiran-Mu
***
Sifat besar Kau telah karuniakan
pada gairahku dan
pada gelisahku –
‘ku takut tidak, karenanya –
bahwa Kau ‘kan biarkan daku
- kecewa – mati
***
Pendukung kebenaran tak pernah gagal –
dalam cita nan mereka bela;
Tangan Tuhan sendiri ada mereka punya –
sembunyi di balik lengan bajunya