Setelah dua bulan penelitian, terbukti tikus-tikus itu memiliki kondisi otak yang sama dengan tikus seumur yang normal. Penelitian ini akan dipublikasikan di edisi online Journal of Alzheimer’s Disease bulan Juli. Penelitian ini juga menemukan bahwa kafein mengurangi sampai separuh dari kelebihan kadar beta amyloid di otak dan darah. Beta amyloid adalah protein yang berhubungan dengan sejenis plak yang ditemukan pada tubuh manusia pengidap Alzeimer.
“Penelitian ini memberikan bukti bahwa kafein bisa menjadi terapi untuk penanganan Alzeimer, bukan sekadar strategi perlindungan sederhana,” kata Gary Arendash peneliti utama dan ahli saraf dari University of South Florida. “ Ini penting karena kafein obat yang aman untuk sebagian besar orang, dengan mudah masuk ke otak, dan tampaknya secara langsung mempengaruhi penyakit.”
Penelitian lain beberapa waktu lalu di Florida Alzheimer’s Disease Research Center di Tampa, ditemukan kafein di usia awal dewasa bisa mencegah masalah memori pada tikus percobaan. Sangat mungkin terjadi karena kafein bisa meredakan radang otak yang disebabkan oleh peningkatan kadar beta amyloid.
Tak diketahui apakan dosis kafein dalam sehari yang lebih kecil bisa menghasilkan efek menguntungkan pada tikus-tikus Alzeimer. Tapi dalam beberapa penelitian lain, para peneliti tak menemukan kafein bisa memperbaiki kualitas memori pada tikus normal seperti pada tikus Alzeimer.
Di pusat penelitian tersebut juga ditemukan kafein mengurangi kadar beta amyloid pada orang tua tanpa demensia, secepat yang bisa terjadi pada tikus-tikus biakan dengan gejala Alzeimer. “Penelitian akan apakah kafein juga bisa menolong orang dengan masalah kognitif ringan atau penyakit Alzeimer awal tampaknya akan segera menyusul,” kata Huntington Potter, peneliti sekaligus direktur Florida Alzheimer’s Disease Research Center.
Namun meski menkonsumsi 500 miligram kafein sehari tak akan berbahaya untuk sebagian besar orang, Arendash mengingatkan pengidap tekanan darah tinggi atau wanita hamil harus membatasi kafein.